ALT_IMG

Featured 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

ALT_IMG

Featured 2

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore..

Alt img

Featured 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

ALT_IMG

Featured 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

ALT_IMG

Featured 5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

Rabu, 27 April 2011

URAIAN MATERI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

0 comments
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status / kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu
dilaksanakan dengan tepat.
Continue reading →

URAIAN MATERI MISSION HMI

0 comments

Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader yang memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan.

Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan komitmen HMI ini disesuaikan dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan mampu tampil di garda terdepan dalam setiap even.

Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi, untuk tidak dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas yang disumbangkan oleh HMI di tengah carut marut dan tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu segera diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah supremasi hukum yang harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang melingkari, seperti budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya membutuhkan penanganan secepatnya. Singkatnya, Indonesia sekarang sedang diterma krisis multi dimensional. Di tengah kondisi ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam berperan serta untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI melalui proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu sebagai proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan, yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustad’afin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).

HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi agen pembaharu di tengah masyarakat dan kehidupan bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil mahasiswa. Namun demikian arah perubahan harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam penggalan tujuan HMI.

Dalam perjalanannaya, gerakan mahasiswa begitu dimanis, mengikuti perkembangan jaman dan selalu eksis dalam setiap momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh pegangan yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat mendapat tempat yang penting sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader yang berkualitas insan cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).

Continue reading →

URAIAN MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) HMI

4 comments
1. Sejarah Perumusan NDP

Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi.

Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :

1.

Keadaan negara

Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda badai pengkhianatan PKI.

2.

Keadaan umat Islam

Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu sendiri.

3.

Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik

Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.

4.

Literatur yang tersedia belum memuaskan

Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik.


Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.


Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman.

Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu.
Continue reading →

Labels