Selasa, 26 April 2011

SAMPLING

0 comments
POPULASI DAN SAMPEL
A. Pengertian
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian "populasi dan sampel" dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajaridan kemudian di tarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan "social situation" atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin di fahami lebih mendalam "apa yang terjadi" di dalamnya. Tapi sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga buakan semata-mata situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam,
Place/tempat




Actor/orang activity/aktivitas

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangka dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan di berlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasua yang di pelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga di sebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat di konstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas. Penelitian berangkat dari populasi tertentu, tetapi karena terbatanya tenaga, dana, waktu dan fikiran, maka pengambilan sampel secara random. Berdasrkan data dari sampel tersebut selanjutnya digeneralisasikan ke populasi, di mana sampel itu diambil.



reduksi



generalisasi



Pada penelitian kualitatif, penentuan sumber data pada orang yang di wawancarai dilakukan secara purposive, yaitu di pilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasi.l penelitian tersebut dapat di transferkan atau di terapkan ke situasi sosial (tempat lain), apabila situasi sosial lain tersebu mempunyai keniripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang di teliti.




B. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering di gunakan adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah di kemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, snowball sampling adalah menjadi besar.
Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa “Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on information , not statistical, considerations. Its purpose is to maxsimize information, not to facilitate generalization”. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). Sepesifik sampel tidak dapat di tentukan sebelumnya. Ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu 1) Emergent sampling design / sementara 2) Serial selection of sample units/ menggelinding seperti bola salju ( snow ball) 3) Continuous adjustment or `focusing’ of the sample/ disesuaikan dengan kebutuhan 4) Slection to the point of redundancy/ dipilih sampai jenuh (Lincoln dan Guba, 1985).
Dinamakan “snowball sampling technique”. Unit sampel yang di pilih makin lama semakin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian. Proses ini dinamakan Bodan dan Biklen (1982) sebagai “continuous adjustment of `focusing’ of the sample”
Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkultuasi, sehingga sesuatu itu tidak sekedar di ketahui, tetapi juga dihayatinya
2. Mereka yang tergolong masih sedang terlibat dalam kegiatan yang tengah di teliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk di mintai informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil inisiatif sendiri
5. Mereka yang pada awal mulanya tergolong asing dengan penelitian sehingga lebih memotifasi untuk di jadikan semacam guru atau narasumber


Perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data.
Contoh:
Seorang peneliti, ingin menemukan gaya belajar anak yang berbakat di sekolah dasar. Berdasrkan hal tersebut maka langkah-langkah penentuan sampel sumber data adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penjelajahan umum ke SD-SD untuk mencari adakah murud berbakat. Penjelajah dengan memilih kepala sekolah dan guru-guru, serta dokumen sebagai data awal, untuk untuk mengetahui ada tidaknya anak berbakat pada SD yang di pimpinnya. (sampel sumber data dipilih kepala sekolah,guru,dokumen)
2. Setelah ada informasi dari kepala sekolah, guru dan dokumentasi nilai-nilai pelajar, selanjutnya dapat di ketahui jumlah anak yang berbakat pada setiap kelas , misalnya di kelas di temukan ada dua murid yang berbakat. Demikian untuk satu SD ada 12 murid yang berbakat (2x6 kelas). Di sini sampel sumber data kepala sekolah guru, dan Dokumentasi
3. Berdasarkan 12 murid tersebur, selanjutnya dapat diidentifikasikan nilai rapot dari berbagai pelajaran, renking di kelas, penghargaan yang telah di peroleh, bakat spesifik yang di miliki, latar belakang sosial dan ekonomi keluarga dan orangtua murid (sumber data murid dan dokumentasi)
4. Memulai melakukan penelitian terhadap murid-murid yang terpilih tersebut dengan sampel sumber data murid yang ber sangkutan dalam berbagai aktivitas, guru-gurunya, orang tua dan teman-temannya. Pengumpulan dilakukan secara trianggulasi.








Leave a Reply

Labels