Jumat, 10 Juni 2011

PENELITIAN

0 comments

Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas, yang dapat membuat bingung mahasiswa yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar. Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku—tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan. Pengertian penelitian sering dicampuradukkan dengan: pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari.
Uraian berikut ini akan menjelaskan pengertian penelitian dan membedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian. Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita.
Mirip dengan pengertian di atas, Dane (1990: 4) menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia. Seperti disebutkan di atas, mungkin di masa lalu, kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian, yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah.

Secara umum, berdasar konsep-konsep yang “salah” tentang penelitian, maka perlu digarisbawahi empat pengertian sebagai berikut:
(1) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
(2) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain
(3) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
(4) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian.
Dalam diri manusia terdapat naluri untuk mengagumi alam sekitar, mengajukaan pertanyaan dalam dirinya dan menimbulkan usaha mencari jawab untuk mencapai kebenaran ilmu.
Kebenaran ilmu pengetahuan dapat didekati dengan dua metode yaitu metode non-ilmiah dan ilmiah. Pendekatan non-ilmiah meskipun seringkali dapat mencapai kebe­naran, cara yang digunakan tidak mengikuti langkah tertentu secara teratur, sistematik, terkontrol dan terkendali. Cara yang digunakan bersifat arbitrer, tidak efisien dan tanpa rencana sehingga tidak terdapat langkah-langkah yang memberikan kepastian untuk memperoleh kondisi tertentu yang mengarah pada pemecahan masalah (Suryabrata, 1990:5). Termasuk pendekatan non-ilmiah atau dapat dikategorikan “bukan penelitian” adalah akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, penemuan coba-coba dan pendapat otoritas ilmiah. Cara-cara itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Akal sehat
Akal sehat adalah konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotetis dan teoritis. Misalnya: hukuman efektif digunakan dalam pendidikan.
2.      Prasangka
Dengan akal sehat orang membuat generalisasi yang meluas dengan prasangka.
3.      Intuisi
Pendapat mengenai sesuatu berdasarkan atas penge­tahuan yang langsung dan didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau tidak dipikirkan lebih dahulu.
4.      Penemuan kebetulan
Penemuan secara kebetulan bersifat tanpa rencana, tidak pasti, tidak melalui langkah-langkah yang sistematik dan terkendali.
5.      Penemuan coba-coba
Coba-coba adalah serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu.
6.      Pendapat otoritas ilmiah atau pikiran kritis.
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya menempuh pendidikan formal tinggi atau mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang yang cukup banyak. Pendapat mereka hanya didasarkan pada pe mikiran logis.
Oleh karena pendekatan non-ilmiah tidak dapat memberikan jaminan kebenaran atau pemecahan masalah, maka diperlukan pendekatan (metode) ilmiah yang prosesnya biasa disebut sebagai penelitian. Penelitian menjadi diperlukan karena kebutuhan akan sarana memuaskan hasrat manusia yang tidak pernah habis untuk menaklukan wilayah-wilayah ketidaktahuan. Secara terminologis, penelitian (research) memang memiliki semangat mencari secara terus-menerus. Penelitian merupakan pro­ses dinamis yang tidak mengenal akhir. Eksplorasi manu­sia terhadap alam terus dilakukan untuk senantiasa mendapatkan pemahaman yang makin baik terhadap fenomena alam dan memperoleh ilmu yang terus meningkat kemampuannya dalam membantu memecahkan masalah hidup manusia. Penelitian –meminjam istilah William Durant dalam filsafat (Suriasumantri, 1998: 22-24)– adalah pasukan marinir yang diterjunkan pertama ke pantai untuk menguasai wilayah pantai yang tidak diketahui ma­nusia, untuk kemudian menyerahkan kepada ilmu dan teknologi sebagai pasukan infanteri untuk menyempurnakan kemenangan itu. Oleh karena itu, terdapat proses yang tidak pernah terhenti dalam diri manusia untuk terus merebut wilayah-wilayah yang tidak diketahuinya dengan sarana penelitian. Di atas landasan yang dibangun oleh penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi didirikan untuk mendukung prestasi kemajuan hidup manusia. Ketidaktahuan menimbulkan pertanyaan dalam benak manusia dan penelitian berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Atas dasar itu Bass, Dunn, Norton, Stewart dan Tudiver (1972: 1) mendefinisikan penelitian sebagai usaha yang sistematik untuk menyediakan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Penelitian merupakan sebuah dialog di mana pertanyaan dirumuskan dalam rumusan masalah agar dapat dicari pemecahannya dalam proses penelitian.
Metode ilmiah atau penelitian menghasilkan penge­tahuan yang lebih dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Suryabrata (1994), hal itu disebabkan karena (1) penge­tahuan diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu, (2) teori berkembang melalui peneliti­an ilmiah yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasarkan data empiris (3) teori dapat diuji kemantapan internabiya. Jika penelitian diulang oleh orang lain menurut langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang sama bagihampir semua orang. Kebenaran terbuka untuk diuji oleh siapa saja.
Sebagai pendekatan ilmiah, penelitian dilakukan dengan serangkaian langkah ysang; sistematik yang teratur dan terkendali. Setiap langkah diarahkan menuju kepada pemecahan masalah. Sebagai pedoman Descartes (Poedjawijatna, 1998: 27-28) menuliskan pedoman penyelidikan agar mencapai kebenaran yaitu:
1.      Jangan menerima suatu kebenaran jika tidak nyata kebenarannya secara terang-benderang. Prasangka harus dibuang dan jangan campurkan apapun yang tidak nampak sejelas-jelasnya.
2.      Bagilah setiap kesulitan sesempurnanya dan carilah jawaban secukupnya.
3.      Aturlah pikiran dan pengetahuan dari yang sederhana meningkat dari sedikit ke yang rumit.
4.      Buatlah pengumpulan fakta sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya secara menyeluruh sampai kita tidak khawatir kalau ada yang terlewatkan.
5.      Secara garis besar, terdapat dua pendekatan penelitian dalam lapangan ilmu sosial. Perpisahan kedua pendekatan dilandasi oleh perbedaan jawaban keduanya berhadap berbagai pertanyaan seperti: apakah yang dimaksud dengan kebenaram bagaimana ikatan subjek dengan objek agar diperoleh pengetahuan yang benar dan bagaimana model ideal untuk mencapai kebenaran. Pertanyaan-pertanyaan itu berpengaruh besar dalam pendekatan penelitian. Terdapat dua variasi jawaban yang dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Variasi itu menimbulkan dua pendekatan dalam metode penelitian yaitu pen­dekatan kuantitatif dan kualitatif.

Leave a Reply

Labels